Kamis, 25 April 2013

Hujan Mengurai Cerita


Hujan, kembali mengurai sajak usang yang pernah tertoreh
Setiap tetesnya kian mengoyak lembar penutup yang kita bangun semalam
Puing-puing bersejarah akan kita seakan terbang bebas bersama tamparan angin
Khas kisah kita di bawah naungan hujan
Ah, andai kau benar ada..

Alur Semangat

Udara bersemayang bersekutu dengan angin di tepi ketenangan
Melukis garis bibir membasahi wajah dengan gembira
Melambung tinggi mencapai puncak mimpi
Meski bertepi di sela penghalang

Senin, 15 April 2013

Dia Penolongku



Sayup-sayup kudengar suara azan, namun tak menggubris. Tanpa membuka kelopak mata, aku kembali terlelap meskipun tak sepenuhnya tak sadar. Aku berada di posisi tengah, antara sadar dengan tidak. Hingga kumandang azan tak lagi terdengar, aku masih saja bergelut dengan bantal guling di atas ranjang. Rasanya aku ingin kembali dibawa untuk bermimpi. Dengan kesadaran yang kupaksakan dan kelopak mata yang hanya setengah terbuka, ku turuni ranjang melangkah keluar kamar menuju kamar mandi. Tak lupa ku berwudhu dan mengerjakan ibadah subuh sebelum fajar mendulang.