Rabu, 26 Februari 2014

Ketidaksengajaan



Lama aku terdiam
Di balik rintik hujan
Meresapi makna persahabatan
Antara kau dan aku

Tanya Tak Terjawab



Menuai tanya juga percuma
Bagaimana tidak
Aku masih saja tak temukan jawaban
Meski tanyaku masih serupa kemarin
Kebisuan ini mengundang kegelisahan
Haruskah aku temukan jawaban sendiri
Mengais apa yang sama sekali tak ku mengerti
Haruskah begitu?
Jawab aku?

Maaf Tanpa Meminta



Jiwa tak tentram berkabut kelam
Menanti kepingan maaf yang terucap tanpa permintaan
Mungkinkah angin memberi kabar
Bahwa aku selalu menanti tanpa dapat berbuat
Terlalu keluh lidah ini untuk meminta
Namun hati selalu meronta
Apa yang harus aku lalukan kini
Aku sungguh tak berdaya
Jiwaku serasa mati rasa oleh luka.

Spasi



Seindah apapun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?
Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayangi bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.
Nafas akan melega dengan sepasang paru-paru yang tak dibagi. Darah mengalir deras dengan jantung yang tidak dipakai dua kali. Jiwa tidaklah dibelah, tapi bersua dengan jiwa lain yang searah. Jadi, jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang.
Maka berkelana dengan rapat tapi tak dibebat. Janganlah saling membendung apabila tak ingin tersandung.
Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring dan bukan digiring.

(Filosofi Kopi- Dee)

Sketsa Cinta



Judul        : Love Story
Penerbit   : Perdana Publishing
Cetakan   : Pertama, Juli 2013
Penulis     : Lana Molen, Sari Wijaya, Nurie Syauqie, dkk
Tebal        : 250 halaman

Een Sukaesih, Sang Guru Penginspirasi



Awalnya nama Een Sukaesih belum dikenal oleh masyarakat, khususnya di kalangan dunia pendidikan. Tetapi karena dedikasinya di dunia pendidikan, ia menjadi sosok yang sangat terkenal dan menginspirasi. Een Sukaesih adalah seorang guru di Kabupaten Sumedang. Hampir 28 tahun Een Sukaesih harus melawan radang sendi atau rheumatoid arthritis di tubuhnya. Namun dalam keadaan sakit lumpuh yang dideritanya, ia tetap tegar dan bersemangat mengajari para anak didiknya dari atas tempat tidur. Semangatnya membangun dunia pendidikan menjadi modal dasar ia bertahan dari penyakitnya, meski kondisi tubuh Een terus menyusut.