Kamis, 02 Agustus 2012

Bisik Keluh untuk DOP

Sebenarnya aku gak tahu mau mulai nulis dari mana. Setidaknya, untuk saat ini aku gak tahu lagi caranya menghasilkan pembukaan yang bagus dalam sebuah tulisan. Udah terlanjur gondok yang menggelayut ke seluruh badanku. Ini berawal sejak aku dicampakkan ke Divisi Perusahaan LPM Dinamika IAIN SU, atau yang sering disebut DOP (Dinamika Offset Printing). Terlebih lagi aku dikasih posisi yang lumayan tinggi di divisi itu, sekretaris sekaligus bendahara perusahaan. Aku gak tau apa alasan para Dewan Pimpinan yang terhormat menyetujui aku berada di posisi ini. Padahal masih ada anak-anak perusahaan yang udah sampai beruban di divisi ini. Agak segan juga awalnya sama mereka yang udah lama di divisi ini, sedangkan aku cuma kru yang tercampak dari divisi editor ke divisi perusahaan dan anehnya langsung ditempatkan di posisi kedua tertinggi di divisi tersebut.
Karena hal ini jugalah aku berusaha untuk mencurahkan segala daya dan upaya serta pikiran untuk memberikan yang terbaik kepada mereka. Antara tak ingin mengecewakan dan tak ingin disepelekan. Awalnya aku mengira kalau di divisi perusahaan tak serunyam menjadi seorang editor. Namun ternyata kawan-kawan, ini lebih rumit dari perkiraan. Kalau editor hanya diribetkan saat akan ada penerbitan majalah, lain halnya dengan menjadi staff perusahaan, setiap harinya dipenuhi dengan pikiran-pikiran bagaimana agar mendapatkan laba secepat dan sebanyak-banyaknya.
Mungkin benar bahwa segala sesuatunya itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Tapi, aku merasa ini benar-benar menyitaku, lahir batin. Terlalu banyak risiko yang harus dihadapi. Semakin banyak hasil yang ingin dicapai, semakin besar pula risikonya. Dan kalian jangan melupakan bahwa hasil itu bukan berarti hanya berbentuk kebaikan saja, tetapi keburukan juga merupakan sebuah hasil. Tergantung bagaimana kinerja kita atau mungkin juga tergantung takdir yang sudah tergaris di tangan kalian. Entahlah, terkadang aku sulit untuk membedakannya.
Segala kemampuan dalam bidang perekonomian yang baru aku kenal di bangku kuliah terpaksa tercurah. Sebenarnya sejak dulu aku tak begitu menyukai hal-hal yang berbau ekonomi. Gak ngerti aku, suer deh. Tapi gak tau kenapa, semakin sering aku mengakui -baik pada diri sendiri maupun pada orang lain- bahwa aku tak menyukai bidang ekonomi, semakin kuat keingintahuanku akan seberapa besar aku tak menyukainya dan alasan mengapa aku bisa tak menyukainya. Walhasil, di perkuliahan aku mencaplok jurusan ekonomi. Taraaa,, hebat bukan. Jujur aku seperti dikendalikan oleh orang lain saat memilih jurusan ini. Entahlah kawan.
Kembali ke topik semula, aku ulangi kembali berbekal skill ekonomi yang seujung jari, aku nekat menjalani hari-hari di Perusahaan Dinamika. Mencoba membangun kesuksesan di sana. Tapi apalah dayaku kawan, lagi-lagi aku terhempas tak jelas, dan itu terjadi bukan hanya sekali atau dua kali. Aku benar-benar merasa bodoh kali ini. Bodoh di bidangku sendiri. Beberapa kali aku merasa gagal menjalankan usaha di divisi ini. Dan parahnya aku tak tau alasannya. Aku bingung, aku risau dan aku galau.
Kuliahpun tak luput jadi korban. Karena harus mengurus usaha di perusahaan dinamika, berkali-kali aku harus bolos kuliah. Belum lagi keluarga yang sejak awal tak setuju aku bergelut di Dinamika, merasa waktuku untuk mereka sengaja dikurangi. Dan ternyata memang benar, aku tak lagi begitu memperdulikan mereka. Walhasil, hubunganku dengan mereka penuh dengan kekakuan dan ketidakharmonisan. Dan bodohnya lagi aku tak berdaya untuk menghindar. Lagi-lagi antara karena punya tanggung jawab di DOP dan tak ingin tersepelekan. Agh,, rasanya aku pingin menjerit saja. Jijik,,najis..
Satu hal yang aku tak mengerti dan aku sesalkan di divisi ini, tak adanya kerja sama yang solit antarstaff. Biar aku beri tahu padamu kawan, divisi ini hanya dijalankan oleh lima orang dan semua adalah para ladies. Kak nena, pemimpin perusahaan, yang selalu dipusingkan oleh usaha yang tak juga bernyawa dan anak-anaknya yang gak jelas loyalitasnya. Sampai-sampai sarafnya sedikit tergeser dan kumat pada waktu-waktu tertentu. Kasian dia,, hina banget. Aku, sekretaris dadakan, yang gak begitu pinter-pinter banget di bidang ini, selalu diuber-uber pemper dan parahnya gak bisa nolak. Terkadang bloonnya suka kumat di waktu yang gak tepat. Ironis. Desi, staff perusahaan, kerasnya susah dipecahkan, kalau udah gak mau gak bisa dibujuk. Terkadang gak bisa diganggu dengan alasan ‘ngajar’. Sifat galaknya sering kali kami manfaatkan untuk bidang tagih menagih. Wkwkwk,, sorry des. Endah, staff perusahaan, dia ini sama nasibnya denganku, sama-sama tercampak dari divisi editor ke perusahaan. Walaupun udah lama bersama, ini anakpun susah juga kalau udah diajakin jalan urusan perusahaan, alasannya klasik, rumah jauh, kalau kesorean gak ada angkot. Satu lagi kak ayu, staff perusahaan, si kakak ini gak jelas banget. Ilang timbul kayak ikan gobi. Gak ada kabar, sms gak dibalas, telpon gak diangkat. Jangan bilang gak ada pulsa yach. Makanya isi di counter DOP (hahay,, promosi..:P)
Bisa kebayang gak sih gimana ribetnya ngurusi perusahaan dengan orang-orang yang seperti itu. Gimana mau maju kalau keseriusan juga gak diperlihatkan. Padahal ya, di program awal, bejubel yang mau dibuat. Mulai dari buka steling jualan, periklanan, sampai percetakan, seperti nge-print, cetak pin, brosur, banner, majalah, dll. Ternyata cuma program doang, kerjanya minim. Kami harus ngesot-ngesot menjalankan usaha itu. Belum lagi ketusuk duri, kena becek, ditabrak ojek, sampai kecebur paret.
Entahlah, terkadang aku merasa capek sendiri. Bukan mau sombong, tapi sepertinya yang lain gak perduli. Lagi-lagi aku yang harus diuber-uber pemper. Buat ini, buat itu, ngapain ini, ngapain itu, ngecek ini, ngecek itu, selesaikan ini, selesaikan itu. Belum lagi harus diuber-uber sekum dan bendum untuk laporan bulanan. Lagi-lagi karena sebuah jabatan. Untuk kalian semua teman-teman seperjuangan di perusahaan, satu hal yang ingin aku katakan pada kalian, mohon berikan kepedulian kalian. Ini bukan cuma usaha aku dan pemper saja, tapi kita semua. Masih ingatkah kalian akan tujuan awal kita?? Kemana semangat kalian?? Bisakah kalian sadar akan semua ini??
Oya, sekarang ada penambahan staff, Putri dan kak Juli. Semoga kalian bisa berbaur dengan segera. Dan yang paling penting adalah kalian dapat memberikan stimulus untuk divisi ini. Semangat... :)

1 komentar: