Terkadang keindahan tak memberi manfaatnya, saat ia ada namun tak digunakan
semestinya. Tapi entahlah apa yang ada di pikiran mereka, orang-orang yang ada
sekitar tebing menara, melempar canda mengekor duka. Bahkan aku tak mengerti,
sungguh tak mengerti hal yang terbesit tergambar sama, bahkan persis. Perihnya,
tak kumiliki sesuatu guna menghapus gambar itu. Meski ia melukiskan keindahan
dalam maya, namun tak kuasa menahan perih yang tertinggal setelah memandangnya,
perih.
Hingga kini, gambar yang sama masih terlukis sempurna, melekat bagai
parasit, tak sedikitpun berniat untuk hengkang. Tertatih-tatih setiap insan
yang berada di dekatnya, menahan perih yang terbungkus keindahan. Mereka
tertipu akan tampilan luar yang menawan, juga rayuan dari para pengumbar
keindahan, mereka pakarnya namun tak mengerti makna sesungguhnya.
Bagaimana mungkin air bercampur dengan minyak. Meski mereka dekat bahkan
tampak menyatu, namun sebenarnya lihatlah mereka sama sekali tak menyatu, tak
akan pernah. Bahkan keindahan yang terlukis di antara keduanya hanyalah omong
kosong belaka. Tak ada yang indah, sama sekali tak ada. Mungkin pemandang tak
dapat pisahkan mana keindahan dan mana kepedihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar